Senin, 25 April 2011

Pulau Kemala, Pulau Tak Berpenghuni



KALIMANTAN TIMUR - Kurang lebih 11 jam dari Samarinda, akhirnya kami sampai di Tenggarong. Kotanya rapih, bersih dan teratur, at least tidak seperti semerawutnya Jakarta. Terdapat sebuah jembatan yang sering disebut-sebut sebagai jembatan San Fransisconya Kota Tenggarong. Indahnya bukan main. Banyak photographer yang berkumpul pada malam hari didekat sini untuk sekedar mengabadikan gemerlapnya jembatan ini pada malam hari. Kerlap-kerlipnya membuat suasana semakin indah.

Tepat di bawah jembatan ini, terbentang sebuah pulau yang bernama Pulau Kemala. Didalamnya terbangun sebuah patung ikon kota Tenggarong -Lembuswana yang belum lama ini kembali dibongkar. Ada yang mengatakan pembongkaran patung tersebut dikarenakan Ikon yang seharusnya di buat berdiri dengan sengaja atau tidak dibuat dengan posisi duduk.

Selain itu, didalam pulau ini juga telah dibuat gondola, taman bermain, cafe, bahkan terdapat sebuah stadion sepak bola yang megah disana. Namun pulau yang sedemikian bagusnya tampak begitu sepi. Tidak ada tanda-tanda keramaian di taman bermain. Tidak bekerjanya gondola-dondola tersebut. Konon katanya Pulau Kemala ini terlibat dalam salah satu kasus korupsi yang dilakukan oleh bupati setempat sehingga semua kegiatan yang ada disana dihentikan terpaksa.

Minggu, 24 April 2011

Keteguhan hati ibuku

Alhamdulillah,
 Itulah ucapan yang selalu kulantunkan. Aku merasa lega, bahkan membuatku semangat lagi untuk menggapai hidup. Bagaimana bisa bliau melakukan itu, difikirkan secara logikapun sungguh aku tak menyangka. Ayah yang selama ini disanjung-sanjung kini telah melukai hatiku. Berhari-hari kutitihkan airmata, tapi tetap saja aku masih merasa kesakitan. Yaa Rabb, inikah jalan yang harus aku lalui. Aku tak kuasa menahan dan memikul beban ini sendirian. Akhirnya kulampiaskan segalanya pada laptop kesayanganku. Kuketik segala kesakitan yang kualami, kumenangis dipenghujung malam, bahkan tak henti-hentiya mulutku menyebut Asma Allah.
Pagi ini aku berjalan sangat riang. Aku telusuri jalan berbelok untuk sampai ditempat kerjaku. Ya tempat dimana aku menghabiskan waktu. " Semoga saja aku tetap bisa tersenyum melewati hari ini. Amiin. " ucapku sambil berhati-hati melewati jalan setapak yang penuh rumput liar. ( wait for next story )

Add caption
Richa Fitrianto
24 April 2011

Misteri Keluarga Berjalan Merangkak

Begitu mudah mengenali lima bersaudara asal Turki ini. Mereka selalu berjalan merangkak. Tidak dengan lutut, melainkan dua telapak kaki dan dua telapak tangan. Layaknya manusia purba. Mereka menjadi perhatian dunia setelah jaringan televisi BBC menayangkan film dokumenter bertajuk 'The Family That Walks On All Fours' lima tahun silam. Film ini juga memperlihatkan cara mereka bertahan di dalam kelompok masyarakat modern. Mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan duduk di lantai luar rumah mereka, yang terletak di sebuah desa terpencil. Namun, satu saudara mereka telah melakukan perjalanan keluar desa dan terlibat

Interaksi dengan orang modern. Saat film dokumenter itu tayang, lima saudara kandung itu berusia 18 sampai 34 tahun. Mereka yang merupakan keturunan Kurdi, suku pedalaman di Turki, terlihat begitu leluasa bergerak dengan dua telapak tangan dan telapak kakinya. Sementara wajahnya mendongak menghadap ke depan. Mereka tak dapat berdiri tegak dengan dua kaki. Saat dipaksa, mereka akan berdiri dengan posisi lutut menekuk dan kepala mendongak. Dua wanita dan satu laki-laki dari lima bersaudara itu sama sekali tak bisa berjalan dengan dua kaki. Sementara dua lainnya masih bisa berjalan dengan dua kaki meski terhuyung. Meski terlihat aneh, keberadaan keluarga ini memberi kontribusi terhadap penelitian mengenai evolusi manusia dari berjalan merangkak hingga berjalan dengan tegak. Para ilmuan percaya bahwa kondisi mereka dapat memberikan penjelasan berbeda dan lebih detail dari teori-teori sebelumnya, terkait evolusi manuisia.

Hasil penelitian menunjukkan, adanya kelainan genetik yang membuat mereka berjalan merangkak. Hal ini dapat memberikan informasi berharga mengenai bagaimana manusia berevolusi dan manusia purba dengan empat kaki berkembang menjadi manusia dengan dua kaki. "Hal ini sungguh menakjubkan sebagai contoh kelainan yang menunjukkan perkembangan manusia. Tapi, tujuan mereka hidup adalah bagaimana dapat bertahan hidup di dunia modern," ujar Profesor Nicholas Humphrey, psikolog evolusi di London School of Economics, seperti dikutip dari Daily Mail. Profesor yang telah mengunjungi keluarga ini dua kali mengatakan bahwa lima bersaudara itu memiliki keterbelakangan mental. Orangtua mereka diyakini memberikan kombinasi gen unik yang mengakibatkan keterbatasan itu. Beberapa peneliti berpendapat, kesalahan genetik telah memicu perkembangan mereka bak manusia purba atau 'keterbelakangan evolusi'. Sedangkan peneliti lainnya percaya hal tersebut akibat kerusakan

Otak yang memungkinkan proses berjalan tidak bekerja. Mereka lebih memilih berjalan dengan telapak tangan mereka dibandingkan berjalan dengan menggunakan ruas-ruas tubuh mereka seperti gorila atau simpanse. Para peneliti percaya, ini mungkin cara manusia purba berjalan melindungi jari-jari mereka dengan gerakan yang lebih halus. Profesor Nicholas Humphrey mengatakan bahwa yang dilakukan keluarga ini adalah kembali ke perilaku naluriah yang dikodekan jauh di dalam otak, dan tidak dihiraukan selama evolusi. "Saya tidak berpikir mereka ditakdirkan untuk menjadi hewan berkaki empat, tetapi mereka memiliki gen yang unik yang menjadikan mereka seperti ini," ujarnya. Kelima sodara ini menciptakan sebuah jendela masa lalu kita yangtidak mungkin diberikan oleh kerangka tubuh manusia modern. Penelitian terkait bentuk tangan mereka menunjukkan tangan yang penuh dengan kapalan karena telah berjalan merangkak bertahun-tahun. "Kita memiliki manusia dewasa yang berjalan seperti nenek moyang kita berjuta tahun yang lalu," ujarnya.

Senin, 18 April 2011

Perjuangan

Saat saat yang membuat aku begitu frustasi sudah terlewati, hikmah kehidupan yang sangat luar biasa bisa kudapat dari perjalananku.
Tekanan bathin dan rasa tanggung jawab campur aduk dengan sekian masalah yang terjadi sebelumnya semua tertumpu padaku.
Dengan kekuatan hati, Doa, Kerja keras, dan Rasa Jengah modalku untuk bisa sedikit tersenyum dengan hasil yang mulai terlihat.
Perjalanan masih panjang dan lengan baju terus disingsingkan, untuk mencapa asaku bukan karenanya, dengan usahaku dan doa kalian, orang yang kukasihi… Kekuatan cinta kalian memberikan aku Semangat …untuk terus maju